Pagi yang cerah di dalam ruangan Kapusdiklat BMKG, Bapak Drs. Maman Sudarisman DEA Kapusdiklat BMKG, terlihat telah menanti dengan senyuman. Dari tahun 2017 Pusdiklat telah dipimpin Pak Maman, begitu biasa beliau dipanggil. Wawancara ini dilakukan sebagai bentuk apresiasi menjelang masa purna tugas di Pusdiklat BMKG pada bulan Februari 2022, sebelum beliau beralih menjadi dosen STMKG.
Pada periode masa jabatan Pak Maman, Pusdiklat mencanangkan BMKG Corporate University. Hal ini tentu saja tidak bisa dilepaskan dari keberadaan beliau sebagai pimpinan. Selain itu, perjalanan panjang beliau dalam meniti karier sangat inspiratif. Wawancara kali ini ingin menggali pengalaman kerja hingga bisa sampai pada posisinya sekarang dan apa yang menjadi mimpi dan harapan beliau pada Pusdiklat. Semoga apa yang beliau bagikan bisa menjadi inspirasi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi para pembaca.
Perjalanan Karir Pak Maman
Drs. Maman Sudarisman DEA, memulai karirnya di BMKG sebagai lulusan sekolah Kedinasan Akademi Meteorologi dan Geofisika (AMG), yang saat ini sudah menjadi Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG). Setelah menamatkan pendidikan di AMG, Pak Maman kemudian menjalankan tugasnya sebagai pegawai BMKG dengan status Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Stasiun Meteorologi Halim Perdana Kusuma dari tahun 1985 sampai dengan 1989. Empat tahun mengabdi di Stasiun Meteorologi Halim, beliau kemudian mendapatkan amanah untuk bekerja di Stasiun Meteorologi El Tari Kupang. Ini merupakan sebuah perubahan besar dalam hidup pria kelahiran Cirebon ini karena harus merantau cukup jauh dari Ibu Kota Jakarta. Usai 2 tahun bertugas di Kupang, Pak Maman melanjutkan pendidikan di Universitas Indonesia. “ Kebetulan saat itu ada tawaran dari Badan Diklat, jadi tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Saya mendaftar dan berhasil diterima.”
Pak Maman menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas Indonesia (UI) tahun 1995, selanjutnya ditugaskan kembali di Kantor Pusat BMG Jakarta. “Awalnya saya ditempatkan di Sub Bidang Meteorologi Penerbangan. Tak berapa lama berselang, saya dipindahkan ke Sub Bidang Ramalan Jasa Meteorologi atau dikenal dengan sebutan RJM, ” kenangnya. Saat berdinas di Sub Bidang RJM tersebut, beliau kembali mengambil kesempatan untuk melanjutkan pendidikan jenjang magister dengan mengikuti tugas belajar ke Perancis dari tahun 1998 sampai 2000.
Sekitar 4 (empat) tahun menyandang gelar master, pada tahun 2004 beliau diamanahkan menjabat Kepala Sub Bagian Analisa Data Meteorologi Permukaan sampai dengan tahun 2009. Selanjutnya, beliau menjabat sebagai Kepala Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri, lalu naik jabatan menjadi Kepala Bagian Kerjasama dengan masa kerja yang paling lama yaitu 7 (tujuh) tahun sampai tahun 2016. Suatu perubahan karir yang sangat signifikan yang dialami Pak Maman saat itu. “ Pekerjaan dan tugas yang saya jalankan di kerjasama sangat berbeda dengan pekerjaan sebelumnya, “ beliau menambahkan.
Tahun 2016 Pak Maman diangkat menjadi Kepala Pusat Perubahan Iklim Terapan. Namun penugasan ini tak berlangsung lama karena selang setahun beliau menjadi Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan hingga sampai masa alih tugasnya di awal tahun 2022.
Tantangan dan keberhasilan dalam perjalanan karier
Selama menjalankan karirnya, beberapa tantangan dan keberhasilan telah dilalui dan dicapai Pak Maman. Tantangan pertama yaitu saat beliau dipindah tugaskan ke daerah. Bagi sebagian pegawai terasa bahwa pindah ke daerah merupakan hal sulit, diantaranya dari sisi ekonomi, adaptasi budaya dan kebiasaan, ditambah kondisi yang jauh dari keluarga dan sebagainya. “ Dalam situasi ini, bisa dimaklumi tak jarang sebagian pegawai ada yang ingin segera kembali ke daerah asal. Namun, sebagai seorang PNS tentu saja, apa pun tugas yang diberikan, harus dijalankan, “ kata beliau seraya menggambarkan kondisi yang mungkin untuk sebagian besar orang tidak terlihat nyaman.
Tantangan berikutnya adalah ketika diamanatkan tugas sebagai Kepala Bagian kerjasama. “ Ini tentu saja membawa banyak hal baru bagi saya yang awam, mengingat sebelumnya saya bekerja di bidang operasional. Saya pun dihadapkan pada jenis pekerjaan, cara dan hal yang berbeda, “ kata beliau. Namun dengan semangat belajar dan keinginan untuk memajukan BMKG, beliau mencoba untuk bisa memberikan yang terbaik. Capaian beliau selama di bagian kerjasama diantaranya telah berhasil membawa Kepala BMKG Ibu Sri Woro Budiarti dan Bapak Andi Eka Sakya menjadi Presiden Regional Area (RA) V WMO wilayah Asia dan Pasifik Barat. Ini memperlihatkan bahwa Indonesia khususnya BMKG mampu memberikan kontribusi yang signifikan pada dunia internasional. Masih dalam periode jabatan sebagai Kabag Kerjasama, beliau juga telah berhasil memimpin berbagai kegiatan internasional seperti pelaksanaan berbagai Training Internasional, terlibat dalam Sub-Committee on Meteorology and Geophysics (SCMG), serta selalu aktif dalam kegiatan dan program World Meteorological Organization (WMO).
Berbeda lagi tantangan yang dihadapi saat di Pusdiklat yaitu bagaimana mewujudkan BMKG Corporate University (Corpu) yang merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional menuju ASN unggul. BMKG Corpu ini sudah menjadi wacana sejak masa kepemimpinan beberapa Kapusdiklat terdahulu, dan pada masa Pak Maman akhirnya dapat diwujudkan. “ Sebagai pimpinan Pusdiklat BMKG, saya meyakini bahwa terwujudnya BMKG Corpu bukan karena keberadaan saya semata, namun merupakan kontribusi dari setiap insan yang ada di Pusdiklat. Tanpa adanya dukungan dan tim yang solid yang mau bekerjasama tentu saja cita-cita tersebut tidak akan dapat terwujud, “ katanya dengan rendah hati.
Lesson learnt yang bisa dipetik dari perjalanan karir Pak Maman
Selama bekerja, ada beberapa hal yang ingin beliau bagikan kepada kita semua. Pertama, selalu menjadi individu pembelajar, bersedia belajar apapun serta mampu beradaptasi dengan perubahan. Jika menghadapi kegagalan tetap optimis, tidak mudah menyerah. “ Dengan kemauan untuk terus belajar, InsyaAllah pasti kita akan menemukan jalan dari setiap tantangan yang dihadapi. “ kata beliau dengan yakin.
Kedua, selalu lakukan koordinasi dengan setiap pihak baik dengan pimpinan maupun bawahan, juga terhadap rekan sejawat. Dalam bekerja kita tidak akan mampu menjalankannya dengan sendiri, pasti kita memerlukan orang lain, oleh karena itu bangun kerjasama yang baik dan komunikasikan semuanya agar menghasilkan pemahaman yang sama. “ Jangan menjadi orang yang sombong, jadilah orang yang selalu rendah hati. Jangan merasa menjadi orang yang paling pintar. Kita bukan orang yang mampu segalanya, tapi sebagai tim, kita akan saling melengkapi kelemahan masing-masing, “ demikian beliau berpesan dengan bijak.
Ketiga, bangun networking atau jejaring kerja dan komunikasi yang baik. Pak Maman menyatakan bahwa dengan networking dan komunikasi yang baik memberikan dampak yang luar biasa. “ Misalnya seperti dalam menyikapi hubungan dengan WMO, maka kita harus mampu menciptakan orang-orang yang dapat berkomunikasi dengan baik dengan perwakilan WMO, sehingga membantu mempermudah, mempercepat koordinasi dan menjalankan program-program yang WMO kepada BMKG. “ Inilah salah satu hal yang menurut Pak Maman sukses membuat BMKG berhasil di dunia internasional.
Mengajukan diri menjadi Kapusdiklat
Pak Maman menuturkan bahwa keinginan untuk menjadi Kapusdiklat sebetulnya sudah tersirat cukup lama, karena beliau sangat tertarik dengan bidang sumber daya manusia (SDM). Ketika lelang jabatan Kapusdiklat dibuka, baru pada kesempatan kedua beliau berhasil menjadi mewujudkan cita-citanya.
Di awal menduduki jabatan sebagai Kapusdiklat, Pak Maman mengalami tantangan dalam berbagi peran. “ Di tahun pertama menjadi Kapusdiklat, pada saat yang bersamaan saya harus mengikuti Pelatihan Kepemimpinan sehingga belum bisa berkontribusi optimal. “ Namun dengan memberikan kepercayaan dan membangun keyakinan kepada tim yang dipimpinnya, tantangan tersebut dapat dihadapi dengan baik dan lancar. Setelah menyelesaikan Pendidikan di Lemhanas barulah beliau merasa bisa mendedikasikan diri secara utuh.
Ditanya tentang hal menarik lain yang dialami selama memimpin di Pusdiklat, menurut beliau yaitu pola pembelajaran baru secara online, terutama di masa pandemi. “Sampai saat ini saya masih berharap Pusdiklat bisa membangun studio guna mendukung pelatihan online ”, begitu kata beliau.
Harapan yang masih ingin dicapai
Hingga mendekati masa purna tugasnya masih ada beberapa harapan yang ingin diwujudkan oleh Pak Maman sembari berharap agar kepemimpinan yang baru nanti dapat melaksanakannya, yaitu implementasi BMKG Corpu khususnya terkait metode pembelajaran 10:20:70. “ Metode pembelajaran ini perlu diaplikasikan di pelatihan yang dilakukan oleh Pusdiklat. Memang membutuhkan waktu lama namun saya optimis ini bisa diwujudkan. Perlu adanya dukungan pimpinan dan pihak-pihak terkait dalam mewujudkannya. “ imbuhnya. Terkait Corpu, beliau juga berharap dokumen Learning Roadmap (LRM) BMKG dapat segera diselesaikan.
Cita-cita berikutnya Pak Maman kepada Pusdiklat BMKG yaitu segera dibangun Lembaga sertifikasi Profesi (LSP) BMKG, dalam rangka mewujudkan kewajiban sertifikasi bagi setiap pegawai BMKG. Sampai saat ini BMKG masih di posisi penyelesaian Standar Kompetensi Kerja Khusus (SKKK), untuk selanjutnya perlu segera dibangun LSP-nya. Harapan beliau juga terkait SKKK yaitu kedepannya bisa menjadi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), karena SKKNI terkait MKG masih belum ada.
Terakhir dalam wawancara yang dilakukan tim Buletin, beliau juga berharap bahwa Pusdiklat dapat segera menjalankan ISO. Dengan begitu layanan Pusdiklat akan semakin berkualitas.
Tak terasa sudah satu jam berbincang, tim pewawancara di akhir sesi wawancara telah menunggu. Pak Maman mengambil kesempatan untuk menitipkan pesan kepada pembaca, pegawai Pusdiklat khususnya, agar senantiasa bekerja semaksimal mungkin. “ Niatkan diri untuk mencerdaskan dan memampukan pegawai BMKG, tetap semangat, jaga kekompakan dan sinkronisasi dalam bekerja baik antara tim maupun dengan pimpinan. “ demikian pesan beliau. Pak Maman juga berharap Kepada Kapusdiklat yang baru agar bisa melanjutkan harapan atau cita-cita beliau yang belum terselesaikan. Semoga kedepannya Pusdiklat semakin berjaya dan lebih baik dari yang sekarang.
Tim Buletin Pusdiklat BMKG