Tanggapan Insan BMKG Terhadap Performa Layanan Informasi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika di Indonesia

Tanggapan Insan BMKG Terhadap Performa Layanan Informasi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika di Indonesia

Wilayah Indonesia yang merupakan kepulauan di wilayah tropis dan terletak di antara dua benua serta dua samudera secara meteorologis dan klimatologis menyebabkan variasi cuaca dan iklim, termasuk potensi risiko tinggi terhadap ancaman bencana geo-hidrometeorologi (Peraturan Kepala BMKG Nomor 4 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Tahun 2020-2024, 2020). Menurut data BNPB2 terdapat total 5402 kejadian bencana di tahun 2021, yang memiliki trend peningkatan tiap tahun (Gambar 1.a). Secara nasional kejadian bencana didominasi oleh bencana hidrometeorologi, diantaranya kejadian banjir, puting beliung atau cuaca ekstrem, tanah longsor, serta kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) (Gambar 1.b). Sesuai dengan arahan Presiden Jokowi dalam acara Puncak Peringatan HMD ke-72, peningkatan kejadian bencana seiring dengan perubahan iklim yang terjadi saat ini harus menjadi perhatian bagi seluruh pihak, utamanya adalah upaya untuk menciptakan masyarakat tangguh bencana4.

Salah satu faktor penting dalam keberhasilan mitigasi bencana adalah layanan informasi cuaca, iklim, dan kegempaan yang diberikan oleh BMKG. Kajian ini dilakukan untuk mendeskripsikan sejauh mana performa layanan informasi Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (MKG) di Indonesia menurut penilaian internal insan BMKG dilihat dari masa kerjanya.

Telah dilakukan survey secara online terhadap 223 pegawai/insan BMKG yang dilakukan secara sukarela dan tanpa intervensi/pengarahan terhadap jawabannya. Dalam survey ini, responden diminta mengisi kuesioner yang terdiri dari 11 pernyataan dan memberikan tanggapan menggunakan Skala Likert3 antara 1 sampai 5, dimana 1 berarti sangat tidak setuju, 5 berarti sangat setuju.

Adapun 11 pertanyaan yang diajukan yaitu (1) Saya mengerti tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap layanan informasi MKG yang semakin tinggi dan bervariasi; (2) Saya sering membuka layanan informasi BMKG di berbagai media, baik di InfoBMKG maupun media sosial BMKG karena kebutuhan saya; (3) Fasilitas yang disediakan di kantor telah sesuai dan mendukung pekerjaan untuk menghasilkan layanan BMKG yang optimal; (4) Saya merasa nyaman dengan suasana kerja di kantor dan terjalin hubungan baik antar pegawai; (5) Sudah terjalin komunikasi dan koordinasi BMKG Pusat dengan UPT Daerah maupun antar UPT BMKG di daerah untuk peningkatan kualitas layanan BMKG; (6) Menurut saya, SDM yang dimiliki BMKG saat ini sudah mendukung untuk pelayanan BMKG yang optimal; (7) Menurut saya, Teknologi yang dimiliki BMKG saat ini sudah mendukung untuk pelayanan BMKG yang optimal; (8) Menurut saya, layanan informasi BMKG sekarang sudah semakin mudah diakses dan dipahami oleh masyarakat; (9) Menurut saya, layanan informasi BMKG sudah sesuai dengan kebutuhan/permintaan masyarakat dan stakeholder; (10) Menurut saya BMKG telah menciptakan berbagai inovasi layanan untuk menjawab kebutuhan masyarakat (contoh Sekolah Lapang Iklim, Sekolah Lapang Nelayan, InaTEWS, BMKGSIGNATURE, SIAM, dsb); (11) Menurut saya, BMKG telah menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dengan seluruh stakeholder dan masyarakat terkait layanan BMKG.

Dari 11 pernyataan ini dikelompokkan menjadi 3 tiga aspek yaitu tingkat pemahaman responden terkait layanan MKG, faktor prioritas yang perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas layanan MKG, dan penilaian responden terhadap layanan MKG yang tersedia saat ini.

Hasil Tanggapan Insan BMKG Terhadap Performa Layanan Informasi MKGHasil survey yang dilakukan dilakukan pengolahan dan analisa berdasarkan kelompok masa kerja responden. Dasar pengelompokan responden berdasarkan waktu kerja dinilai dapat menjadi faktor pembeda pemahaman responden terhadap tugas pokok dan fungsi BMKG serta perkembangan layanan informasi MKG dari waktu ke waktu. Adapun pengelompokan responden, yaitu Kategori A masa kerja  kurang dari 2 tahun, Kategori B masa kerja antara 2-10 tahun, Kategori C masa kerja antara 10-20 tahun, Kategori D masa kerja antara 20-30 tahun, dan Kategori E masa kerja lebih dari 30 tahun.

Hasil responden Kategori A dengan masa kerja kurang dari 2 tahun (gambar2), menunjukkan bahwa untuk optimalisasi layanan MKG perlu ditingkatkan kualitas SDM, teknologi, serta komunikasi dan koordinasi antara BMKG pusat dan daerah. Selain itu, inovasi layanan MKG sudah cukup baik, namun kesesuaian layanan dengan kebutuhan masyarakat serta komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder dinilai masih kurang.

Selanjutnya, responden Kategori B untuk masa kerja antara 2-10 tahun (gambar 3) berpendapat bahwa fasilitas yang disediakan kantor untuk mendukung operasional layanan MKG masih kurang dan perlu diperhatikan. Kapasitas SDM yang dimiliki saat ini sudah cukup baik, namun perlu peningkatan pemanfaatan teknologi (IPTEK) serta komunikasi dan koordinasi BMKG pusat dan daerah untuk optimalisasi layanan MKG.

Jika melihat dari hasil responden kategori C dengan usia kerja 10-20 tahun (gambar 4) terlihat bahwa  memiliki intensitas yang lebih rendah dalam mengakses layanan informasi MKG di media sosial ataupun media lainnya dibandingkan Responden kategori A dan B. Menurut responden kategori C, upaya yang perlu perhatian khusus dalam optimalisasi layanan MKG adalah kapasitas SDM serta fasilitas operasional.

Sedangkan pada hasil responden kategori D dengan usia kerja 20-30 tahun (gambar 5) juga memiliki intensitas yang lebih rendah dalam mengakses layanan informasi MKG di media sosial atau media lainnya. Selain itu, suasana kerja di kantor dan hubungan antar pegawai mulai menjadi faktor yang mempengaruhi produktivitas pegawai. Kelompok responden ini berpendapat bahwa komunikasi dan koordinasi BMKG pusat dan daerah, kapasitas SDM, serta pemanfaatan teknologi masih rendah dan perlu ditingkatkan untuk optimalisasi layanan MKG. Informasi MKG saat ini relatif lebih mudah diakses oleh masyarakat, meskipun inovasi layanan MKG harus lebih disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, serta komunikasi dan koordinasi dengan pihak terkait.

Hasil responden kategori E dengan usia kerja lebih dari 30 tahun (gambar 6) dalam upaya peningkatan kualitas layanan MKG lebih menekankan pada komunikasi dan koordinasi BMKG pusat dan daerah serta peningkatan pemanfaatan teknologi dalam upaya optimalisasi layanan MKG kepada masyarakat.

Secara keseluruhan terlihat bahwa dominan (sekitar 60%) dari keseluruhan responden sangat memahami peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap layanan MKG (gambar 7). Tingkat kepedulian insan BMKG terhadap informasi MKG tergolong tinggi. Dalam upaya peningkatan performa layanan MKG, dominan insan BMKG memandang perlunya suasana kerja di kantor yang kondusif serta saling mendukung antar pegawai. Selain itu, pegawai BMKG mengharapkan tersedianya fasilitas kerja yang memadai, peningkatan kualitas SDM dan teknologi, serta terjalinnya komunikasi dan koordinasi yang optimal antara BMKG pusat dan daerah untuk peningkatan kualitas layanan MKG. Terkait performa layanan MKG yang telah diberikan, dominan insan BMKG berpendapat bahwa layanan informasi MKG yang ada saat ini telah sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta relatif semakin mudah diakses dan dipahami masyarakat. Untuk peningkatan kualitas layanan diharapkan upaya BMKG melalui berbagai inovasi layanan, koordinasi dan komunikasi juga promosi layanan MKG kepada pihak-pihak terkait dan masyarakat.

Rekomendasi untuk Peningkatan Layanan MKG

BMKG sebagai lembaga pemerintah yang bertanggung jawab terhadap layanan informasi MKG harus berupaya dan berorientasi pada terwujudnya performa layanan MKG yang optimal kepada masyarakat. Untuk mencapai hal tersebut perlu dilakukan upaya-upaya strategis dan efektif. Tanggapan insan BMKG sebagai ‘pelaku utama’ layanan MKG tentu menjadi hal yang harus diperhatikan. Berdasarkan hasil survei, sekitar 90% dari 223 responden menilai bahwa saat ini informasi MKG sudah semakin mudah diakses dan dipahami masyarakat serta sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat, namun masih perlu ditingkatkan komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder terkait. Tiap-tiap kelompok responden berdasarkan usia kerja memiliki tanggapan yang berbeda terhadap faktor prioritas untuk meningkatkan kualitas layanan MKG. Secara umum, tiga faktor utama yang perlu ditingkatkan untuk mewujudkan layanan MKG yang lebih baik, yaitu kapasitas SDM, fasilitas pendukung kegiatan operasional, serta pemanfaatan teknologi (IPTEK) dalam layanan informasi MKG.

Referensi

  1. Peraturan Kepala BMKG Nomor 4 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Tahun 2020-2024, (2020).
  2. BNPB. (2022). Infografis Kejadian Bencana. Infografis. https://www.bnpb.go.id/infografis
  3. Joshi, A., Kale, S., Chandel, S., & Pal, D. K. (2015). Likert Scale: Explored and Explained. British Journal of Applied Science & Technology, 7(4), 396–403.
  4. Sekretariat Kabinet RI. (2022, Maret 30). Sambutan Presiden pada Puncak Peringatan Hari Meteorologi Dunia ke-72: Expose Nasional Monitoring dan Adaptasi Perubahan Iklim 2022, 30 Maret 2022. Sambutan. https://setkab.go.id/puncak-peringatan-hari-meteorologi-dunia-ke-72-expose-nasional-monitoring-dan-adaptasi-perubahan-iklim-2022-30-maret-2022/

Immanuel Jhonson A. Saragih

PMG Pertama
Stasiun Meteorologi Kualanamu – Deli Serdang