Oleh: Rony Kasmanto, MTI
Widyaiswara Ahli Madya, PPSDM MKG BMKG
Pendahuluan
Indonesia adalah negara yang berada di wilayah Cincin Api Pasifik dengan risiko tinggi terhadap bencana gempa bumi dan tsunami. Kondisi geografis ini menuntut kesiapsiagaan yang tinggi, tidak hanya dalam bentuk sistem peringatan dini yang mutakhir tetapi juga kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan adaptif. Dalam konteks inilah, program Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) hadir sebagai bentuk konkret kolaborasi antara Pemerintah Indonesia dengan mitra internasional dalam memperkuat ketahanan bencana berbasis teknologi dan manusia.
Artikel ini mengulas peran strategis Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) MKG BMKG dalam mengakselerasi peningkatan kapasitas SDM melalui skema pelatihan global yang bertransformasi menjadi aksi lokal. Tak hanya mengusung pendekatan teknis, penguatan ini juga membawa semangat sosioentrepreneurship, yaitu bagaimana SDM BMKG tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga menjadi agen perubahan yang mampu mewujudkan dampak sosial dalam konteks pengurangan risiko bencana—menuju cita-cita besar zero victim dalam setiap kejadian bencana alam di Indonesia.
Latar Belakang dan Urgensi Program IDRIP
Sejak 2013, aktivitas seismik di Indonesia terus meningkat dengan rata-rata lebih dari 10.000 kejadian per tahun. Kondisi ini mempertegas pentingnya peningkatan kesiapsiagaan nasional terhadap ancaman gempa bumi dan tsunami. Sistem Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS), yang telah beroperasi sejak 2008, membutuhkan pembaruan teknologi dan optimalisasi operasional agar tetap relevan dan responsif terhadap dinamika terbaru. Sementara itu, Indonesia Earthquake Early Warning System (InaEEWS) merupakan sistem baru yang sedang dibangun untuk memberikan peringatan beberapa detik hingga menit sebelum dampak gempa dirasakan masyarakat. Dalam upaya memperkuat kedua sistem ini, BMKG tidak hanya mengandalkan infrastruktur teknologi, tetapi juga menempatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) sebagai pilar utama keberhasilan, seiring dengan target jangka panjang menuju sistem peringatan dini yang tangguh dan berorientasi pada prinsip zero victim
Melalui dukungan IDRIP, PPSDM MKG BMKG bersama Kedeputian Geofisika mengembangkan Training Development Plan (TDP) sebagai strategi peningkatan kapasitas SDM yang terstruktur dan berorientasi pada kebutuhan operasional sistem peringatan dini. TDP ini menjadi dasar penetapan kompetensi fungsional yang dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem secara efektif dan efisien. Lima kompetensi utama yang diidentifikasi dalam rencana ini meliputi: instrumentasi, seismologi global, studi bahaya seismik, pengembangan InaTEWS-InaEEWS, dan aplikasi komputasi berkinerja tinggi (High Performance Computing – HPC). Setiap kompetensi dirancang untuk menjawab tantangan spesifik dalam membangun dan mengoperasikan sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami yang andal dan adaptif.
Strategi Peningkatan Kompetensi: Dari Ruang Kelas ke Laboratorium Global
Tahapan implementasi program pengembangan kompetensi dilakukan melalui pendekatan terstruktur mulai dari identifikasi kebutuhan, desain pelatihan, hingga evaluasi hasil belajar. Salah satu kekuatan utama program ini adalah kemitraan strategis dengan lembaga internasional yang kredibel, seperti IISEE Jepang, Asian Disaster Reduction Center (ADRC) Jepang, National Science and Technology Center for Disaster Reduction (NCDR) Taiwan, University of Bergen Norwegia, dan EPCC University of Edinburgh UK.
Pelatihan luar negeri (overseas training) difokuskan tidak hanya pada proses transfer of knowledge, tetapi juga sebagai wahana strategis untuk membentuk sumber daya manusia BMKG yang memiliki wawasan global, keterampilan teknis mutakhir, dan kemampuan kepemimpinan dalam pengelolaan risiko bencana. Pelatihan ini dirancang untuk membekali peserta dengan pemahaman mendalam terhadap teknologi terbaru, metodologi analisis, serta praktik terbaik internasional yang telah terbukti efektif di negara maju. Namun, dampaknya tidak berhenti pada aspek individual. Program ini juga bertujuan membangun jejaring profesional global yang memungkinkan kolaborasi jangka panjang antar lembaga, berbagi data, riset bersama, dan pengembangan sistem peringatan dini yang lebih adaptif dan interoperabel.
Para peserta tidak hanya dipersiapkan untuk menjadi pelaksana teknis, tetapi juga didorong untuk berperan sebagai change agent di tempat kerja mereka masing-masing, memimpin transformasi yang mendorong inovasi lokal berbasis pengetahuan global. Mereka diharapkan mampu mengadaptasi teknologi dan metode yang dipelajari untuk menjawab tantangan spesifik di Indonesia, yaitu dalam bidang peringatan dini gempa bumi dan tsunami dan keterbatasan infrastruktur. Selain itu, alumni pelatihan berperan penting dalam mengembangkan sistem pembelajaran internal, menginisiasi training of trainers (ToT), sharing ilmu melalui membangun Massive Open Online Course (MOOC) serta menjadi narasumber pada pelatihan nasional, sehingga dampak pelatihan menyebar lebih luas dan berkelanjutan dalam lingkup BMKG maupun masyarakat umum.
Dampak Pelatihan terhadap Transformasi Sosioentrepreneurship
Salah satu indikator keberhasilan program ini adalah kemampuan peserta dalam mengadopsi dan mengadaptasi teknologi global ke dalam konteks lokal, menjembatani kesenjangan antara kemajuan teknologi internasional dan kebutuhan operasional nasional. Misalnya, pelatihan di Edinburgh Parallel Computing Centre (EPCC) memberikan pemahaman mendalam kepada peserta mengenai konsep dan praktik High Performance Computing (HPC) dalam pengolahan data geofisika skala besar, termasuk simulasi gelombang seismik dan pemodelan tsunami secara real time. Sekembalinya ke Indonesia, peserta mampu menerapkan kemampuan ini untuk mengoptimalisasi sistem pemantauan gempa bumi di pusat-pusat monitoring BMKG, melalui integrasi algoritma pemrosesan cepat untuk mendukung sistem peringatan dini yang lebih akurat dan tepat waktu.
Lebih dari sekadar penguasaan teknologi, transformasi yang dihasilkan melalui program pelatihan global ini mengarah pada bentuk baru kepemimpinan sosial yang disebut sebagai sosioentrepreneurship—yakni kemampuan untuk memadukan kompetensi teknis dengan kepekaan sosial demi menghasilkan solusi inovatif yang berdampak luas bagi masyarakat. Para peserta pelatihan tidak hanya kembali sebagai pengguna teknologi, tetapi juga sebagai motor penggerak inovasi yang memiliki semangat kolaboratif, empati terhadap kondisi lokal, dan daya dorong untuk mentransformasi pengetahuan menjadi aksi nyata.
Mereka secara aktif terlibat dalam mendesain pelatihan lanjutan yang lebih aplikatif dan kontekstual, menyesuaikan kurikulum pelatihan agar relevan dengan tantangan lokal seperti keterbatasan infrastruktur atau literasi teknologi di daerah rawan bencana. Selain itu, peserta juga memfasilitasi transfer knowledge kepada rekan kerja di UPT (Unit Pelaksana Teknis) BMKG di daerah melalui forum-forum internal, bimbingan teknis (bimtek), seminar ilmiah, hingga pengembangan Massive Open Online Courses (MOOC) untuk menjangkau lebih banyak SDM di seluruh Indonesia.
Dengan kata lain, sosioentrepreneurship dalam konteks ini adalah bentuk nyata dari keberlanjutan pelatihan, di mana pengetahuan global diubah menjadi aksi lokal yang berkontribusi langsung terhadap visi nasional dalam membangun ketahanan bencana dan menuju zero victim.
PPSDM MKG sebagai Pusat Transformasi SDM Kebencanaan
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (PPSDM MKG) memegang peran sentral dalam orkestrasi peningkatan kapasitas SDM berbasis program IDRIP. Melalui integrasi antara pendekatan pedagogis, teknologi, dan kemitraan global, PPSDM MKG berhasil mendorong reformasi pelatihan yang lebih responsif, kontekstual, dan berdampak luas.
PPSDM MKG tidak hanya berperan sebagai penyelenggara pelatihan, tetapi juga sebagai knowledge hub, yaitu PPSDM MKG berfungsi sebagai pusat pengelolaan pengetahuan yang tidak hanya mengumpulkan dan menyimpan informasi, tetapi juga mentransformasikannya menjadi pengetahuan terapan melalui proses pelatihan, riset, publikasi, dan diseminasi best practices. Lembaga ini menjadi simpul utama dalam mengintegrasikan pembelajaran dari berbagai pelatihan internasional, pengalaman operasional, serta kebijakan kelembagaan ke dalam kurikulum pelatihan yang relevan, kontekstual, dan terus diperbarui
Program IDRIP bukan sekadar proyek penguatan teknis, melainkan tonggak awal lahirnya generasi baru SDM BMKG yang adaptif, inovatif, dan transformatif. Dengan mengusung semangat from global learning to local action, PPSDM MKG telah membuktikan bahwa investasi pada pelatihan internasional dapat memberikan dampak signifikan bagi penguatan kapasitas lokal.
Ke depan, penting untuk:
-
Melanjutkan dan memperluas kemitraan strategis dengan lembaga internasional dalam skema pelatihan berbasis kebutuhan spesifik BMKG.
-
Mengembangkan platform digital knowledge-sharing antar alumni pelatihan global agar pembelajaran berkelanjutan dan kolaboratif.
-
Mendorong integrasi hasil pelatihan ke dalam kebijakan organisasi, termasuk melalui inovasi SOP dan standardisasi prosedur berbasis praktik terbaik internasional.
-
Mengarusutamakan nilai sosioentrepreneurship dalam setiap program pelatihan, agar SDM BMKG tidak hanya cakap teknis, tetapi juga memiliki visi sosial yang kuat.
Dengan kolaborasi yang kuat, semangat belajar yang tinggi, dan kepemimpinan yang visioner, Indonesia akan lebih siap menghadapi tantangan kebencanaan masa depan.
Daftar Referensi
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). (2023). Siaran Pers: BMKG Soft Launching Uji Coba Sistem Peringatan Dini Gempabumi. Diakses dari: https://www.bmkg.go.id/siaran-pers/bmkg-soft-launching-uji-coba-sistem-peringatan-dini-gempa
BMKG. (2023). Dokumen Learning Council Meeting (LCM) 2023 – Bidang Geofisika. Jakarta: BMKG.
PPSDM MKG BMKG. (2023). Dokumen Pengembangan Kompetensi Program IDRIP – Training Development Plan (TDP). Jakarta: Pusat Pengembangan SDM MKG.
International Institute of Seismology and Earthquake Engineering (IISEE), Japan. (2023). Training Program Description. Diakses dari: https://iisee.kenken.go.jp
Asian Disaster Reduction Center (ADRC), Japan. (2023). Institutional Activities and Training Portfolio. Diakses dari: https://www.adrc.asia
National Science and Technology Center for Disaster Reduction (NCDR), Taiwan. (2023). International Cooperation and Capacity Building Reports. Diakses dari: https://www.ncdr.nat.gov.tw
Edinburgh Parallel Computing Centre (EPCC), University of Edinburgh. (2023). High Performance Computing for Earth Science. Diakses dari: https://www.epcc.ed.ac.uk
|
|
|
|
|
|
|
|