Mengulik Pembentukan Karakter Sociopreneur dari Tokoh Bangsa (Resensi Buku Rudy: Kisah Masa Muda Sang Visioner)

Penulis Resensi: Annisa Qurrota A’yun, S.I.Kom.

 

Identitas Buku

(Sumber Foto: Mizanstore.com)

Judul Buku : Rudy: Kisah Masa Muda Sang Visioner

Pengarang : Gina S. Noer

Penerbit : PT Bentang Pustaka dan THC Mandiri

Tanggal Terbit : Juli 2016 (Cet. Ke-7)

ISBN : 978-602-291-111-1

Tebal Halaman : 269 Halaman 

 

Sinopsis Buku

Ini adalah perjalanan Rudy menjadi B.J. Habibie.

Rudy adalah kisah-kisah yang disusun dari cerita-cerita B.J. Habibie yang belum diceritakan sebelumnya. Ini adalah kisah tentang perjalanan tumbuh dewasa seorang anak laki-laki dan Indonesia yang masih belia. 

Tak banyak yang tahu bahwa cita-cita membangun industri pesawat terbang untuk Indonesia justru berawal dari ketakutan Rudy akan pesawat pada masa Perang Dunia Kedua. Tak banyak yang tahu kisah cinta tersembunyi Rudy sebelum akhirnya ia bertemu Ainun, cinta sejatinya, dan fakta bahwa Rudy tak terlalu suka kata “mimpi” sebagai kata ganti apa yang sangat ia inginkan. Baginya “cita-cita” adalah kata yang lebih menjejak dan nyata.

Dalam buku ini kita akan temukan alasan kenapa Rudy jengah bila dipanggil genius, tapi lebih senang bila disebut sebagai pekerja keras yang setia. Setia pada cita-citanya. Setia pada cintanya. Kita akan mengikuti perjalanan bagaimana B.J. Habibie yang kita kenal datang dari pembentukan besar visi orangtuanya, pengorbanan keluarganya, dukungan para sahabatnya, dan inspirasi terbesarnya: Indonesia.

 

Isi Resensi & Hubungannya dengan Socioprenur

Buku ini menceritakan kisah perjalananan kehidupan Rudy yang dimulai dari pembuka pada saat ia naik pesawat pertama kali. Kemudian menceritakan dari sudut pandang Tuti Marini sebagai Mami tentang masa kecil Rudy di Parepare hingga perpindahan mereka ke Lanrae yang berbeda 180 derajat dan bagaimana menghadapi karakter anaknya yang berbeda-beda. Rudy kemudian mengenyam pendidikan setingkat SMP dan SMA di Jakarta setelah Alwi Habibie meninggal dunia, namun ia berpindah lagi untuk bersekolah di Bandung yang lebih sejuk. Di Bandung, Rudy menemukan sosok ayah yang dirindukannya dari Sahari Besari, ayah Ainun. Selain itu, kisah ini membawa pembaca pada perjalanan perjuangan Rudy dalam mengenyam pendidikan dan memperjuangkan penderitaan rakyat Indonesia selama di Jerman. Kisah yang terselip bagian romansa Rudy dengan Ilona sebelum jatuh cinta pada Ainun ketika sudah kembali ke Indonesia. Pembaca bisa mendapati bagaimana Rudy tidak dapat melawan ketika hasil penelitian S-3 nya dirampas karena termasuk dalam rahasia negara sedangkan Indonesia saat itu sudah bukan bagian dari NATO lagi.

 Buku biografi B.J. Habibie semasa muda ini menawarkan jendela lain dari kisahnya yang secara umum diceritakan. Buku ini memberikan gambaran untuk mengenal B.J. Habibie sejak dari bayi. Menampilkan kisah yang dibentuk secara kronologi dan dramatis karena juga mencantumkan setiap peristiwa sejarah yang terjadi pada saat yang bersamaan. Buku ini menyoroti peran besar orang tua (Alwi Abdul Jalil Habibe dan Tuti Marini), yang lebih sering disebut sebagai Papi dan Mami dalam cerita, dalam membentuk karakter Rudy yang kritis dan berani. Papi Rudy memiliki cara yang sederhana dalam menjelaskan hal-hal rumit, sedangkan Mami Rudy memiliki peran dalam mendorong untuk memunculkan sikap keberanian Rudy.

Tidak hanya menceritakan tentang perjalanan Rudy dalam berpindah dari satu kota ke kota lainnya, disini juga menceritakan eksplorasi intelektual dan emosionalnya. Rudy menjadi sosok yang tidak takut dalam menentang hal yang menurutnya tidak selaras dengan kepentingan bangsa, seperti ketika ia menolak tawaran Chaerul Saleh agar Bung Karno menjadi pembicara dalam Seminar Pembangunan karena Bung Karno ingin dipandang sebagai inspirator atau promotor. Padahal menurut Rudy, penderitaan rakyat Indonesia lebih tinggi dan yang harusnya menjadi ‘seorang’ inspiratory.

Pada biografi Rudy atau yang lebih dikenal sebagai B.J. Habibie ini, dapat ditemukan beberapa ciri khas dari sociopreneur yang secara implisit disajikan sebagai pembentukan karakter B.J. Habibie melalui keluarganya. Beberapa di antaranya, yakni:

  • Menunjukkan dedikasi yang tinggi untuk kemajuan bangsa. Hal ini tercermin dari bagaimana Mami mendorong dan memberikan kepercayaan kepada Rudy untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya untuk berkontribusi dalam kemajuan bangsa di masa depan. Tentuna ini memiliki alur yang sejalan dengan motivasi sociopreneur yang tidak sebatas pada tujuan capaian individu.
  • Memiliki pemikiran yang kritis dalam mencari solusi. Bagaimana Rudy memiliki tekad yang kuat untuk menyelesaikan masalah dengan prinsip dan pikiran yang jernih. Ia memiliki sikap kritis dalam menerima dan menentang hal-hal yang menghampirinya terutama apabila berurusan dengan revolusi dan kemajuan bangsa.
  • Membentuk orientasi anak pada tujuan/solusi dengan pola kesejahteraan hidup banyak orang dari masalah sosial. Papi mengajarkan Rudy untuk tidak hanya sekadar berbisnis dan bereksperimen, tetapi mengajarkan bagaimana bisnis dan eksperimen itu diciptakan untuk meningkatkan kualitas kehidupan komunitas. Hal ini tentunya sangat sejalan dengan ciri khas sociopreneur.
  • Memiliki keterbukaan dan toleransi yang tinggi terhadap perbedaan di masyarakat. Ini ditunjukan melalui Rudy yang harus memiliki pemikiran terbuka dan bergaul dengan anak-anak lokal di Lanrae, serta saat di Jakarta, Bandung, dan Jerman yang beragam budaya dan bahasa baru. Tentuna sangat diperlukan kemampuan untuk berbaur dan beradaptasi dengan berbagai kalangan, suku, budaya, dan keragaman lainnya sebagai seorang sociopreneur karena memiliki tujuan yang akan dikembalikan kepada sosial masvarakat..

 

Kelebihan Buku

Terdapat beberapa kelebihan yang tersaji dalam buku ini, antara lain:

  1. Buku ini tidak hanya menceritakan penggambaran cerita asli B.J. Habibie dari sudut pandangnya, namun juga menyertakan bukti-bukti dokumentasi foto-foto lama yang diletakan di sela-sela halaman cerita dan secara khusus diletakan di bagian belakang, secara khusus menjabarkan pengalaman pendidikan hingga jabatan B.J. Habibie dan keanggotaan kehormatannya, serta mengulik sumber lain untuk mendukung riset untuk hasil biografi yang lebih akurat.
  2. Biografi ini disajikan dalam bentuk seperti novel sehingga pembaca dapat lebih masuk ke dalam cerita serta lebih memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Selan itu, penulis buku juga mencantumkan detail-detail penggambaran benda zaman dahulu, seperti pesawat Constellation KLM, sehingga pembaca lebih mudah untuk membayangkannya.
  3. Menyajikan tentang bagaimana nilai-nilai dalam pribadi B.J. Habibie itu dibentuk mulai dari dukungan keluarga. Salah satu nilai yang muncul secara implisit ialah socioenterpreneur, contohna seperti bagaimana Papi Rudy mengajarkan orientasi yang berpusat pada menyelesaikan masalah sosial dan peningkatan hidup komunitas yang merupakan ciri khas socioenterpreneur.

Kekurangan Buku

Kekurangan yang ada dalam buku ini ialah dalam sajian bentuk buku yang lebih besar ukurannya dibandingkan standar ukuran buku di pasaran. Hal ini dapat memberikan kesulitan bagi pembaca dalam menyimpan buku ini. Selain itu, ada beberapa kalimat tersirat dari beberapa dialog yang disajikan sehingga cenderung dapat membuat pembaca tidak mengerti maknanya hingga akhir cerita.

 

Sumber:

Noer, Gina S. (2016). Rudy: Kisah Masa Muda Sang Visioner. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.