Kearifan Lokal, Relasi Terhadap Kebutuhan Literasi Kebencanaan di Era Industri 4.0

Kearifan Lokal, Relasi Terhadap Kebutuhan Literasi Kebencanaan di Era Industri 4.0

Indonesia selain mempunyai kekayaan alam yang melimpah, juga mempunyai potensi bencana alam yang besar, seperti banjir, gunung meletus, gempa, dan tsunami. Bencana alam tersebut sejatinya bukan kutukan, melainkan terjadi karena proses natural dinamika bumi itu sendiri atau eksploitasi alam yang tanpa batas. Hal inilah yang perlu dipahamkan kepada masyarakat, artinya masyarakat perlu mendapatkan literasi kebencanaan yang tepat. Pada sisi lain, hasil survey Central Connecticut State University, tingkat literasi Indonesia menempati urutan ke 60 di dunia. Sebagai pembanding dengan tingkat literasi negara-negara di Asia Tenggara dapat digambarkan dalam grafik berikut. Dari data di atas, Indonesia mempunyai tingkat literasi yang rendah dibandingkan...

Komunikasi Publik, Jendela Pemahaman Bencana Akibat Cuaca

Komunikasi Publik, Jendela Pemahaman Bencana Akibat Cuaca

Akhir-akhir ini, kita sering membaca di surat kabar ataupun menyaksikan di TV banyak terjadi bencana alam banjir, longsor, angin puting beliung, bahkan hujan es. Baru saja pada awal bulan Maret yang lalu dilaporkan kejadian banjir yang mengakibatkan 1500 rumah penduduk terendam air di Serang, Banten. Banjir biasanya diakibatkan oleh curah hujan yang lebat dan tidak biasanya terjadi pada bulan Maret. Ironisnya dilaporkan pula banjir tersebut sampai menelan tiga orang korban meninggal dunia. Konfirmasi selanjutnya dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), instansi yang bertanggung jawab mengeluarkan informasi cuaca mengungkap bahwa hujan yang turun pada hari kejadian banjir termasuk kriteria sedang...

Urgensi Literasi Bencana Geo-Hidrometeorologi di Kala Pandemi

Urgensi Literasi Bencana Geo-Hidrometeorologi di Kala Pandemi

Indonesia terletak di wilayah tropis yang juga menjadi tempat pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Hal tersebut merupakan salah satu alasan mengapa negara kita rawan akan bencana alam. Kata-kata “bencana alam” tentunya sudah sangat akrab di telinga masyarakat Indonesia. Bahkan, peristiwanya pun tak dapat terhindarkan dan tidak pernah abstain menghampiri bumi pertiwi tiap tahunnya. Namun, tak banyak masyarakat memahami terkait “bencana geo-hidrometeorologi”. Singkatnya, semua jenis bencana geo-hidrometeorologi termasuk ke dalam bencana alam. Namun, tidak semua bencana alam merupakan bencana geo-hidrometeorologi. Secara teori, bencana hidrometeorologi terjadi akibat fenomena cuaca dan iklim yang mempengaruhi serta memicu...

Mengenal Bencana Hidrometeorologi dalam Era Digital

Mengenal Bencana Hidrometeorologi dalam Era Digital

Secara geografis, Indonesia sebagai benua maritim yang terletak di kawasan khatulistiwa mempunyai potensi hujan sepanjang tahun dengan intensitas yang sangat bervariasi. Ada periode hujan yang sangat tinggi, tetapi ada juga periode yang kering (kurang hujan), bahkan tanpa hujan. Pada periode intensitas hujan tinggi dapat menyebabkan banjir, sementara periode kering dapat menyebabkan kekeringan. Lilik Kurniawan, sekretaris utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan bahwa sepanjang tahun 2021 telah terjadi  3.092 bencana alam di Indonesia. Selanjutnya, Lilik Kurniawan  menyampaikan bahwa bencana alam yang terjadi tersebut bersifat hidrometeorologi basah, antara lain adalah banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem. Dalam refleksi akhir tahun 2021,...

Menguak Potensi DWP BMKG dalam Upaya Penguatan Literasi MKG dalam Bencana Geo-hidrometeorologi

Kita kerap mendengar julukan ‘supermarket bencana’ dilekatkan pada Indonesia karena tingkat kebencanaannya yang relatif tinggi. Ibarat toserba yang lengkap menyediakan beragam barang dagangan, negeri kita mengalami hampir seluruh jenis bencana. Catatan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) mengungkap bahwa 2.723 kejadian bencana geohidrometeorologi telah terjadi sepanjang tahun 2021 1.  Deretan bencana yang didominasi oleh banjir, cuaca ekstrem, dan tanah longsor ini berdampak kerugian yang signifikan, baik material maupun jiwa. Tercatat 7.806.192 orang masyarakat menderita dan mengungsi, 13.199 orang mengalami luka-luka, 83 orang dinyatakan hilang, dan 607 orang meninggal dunia.  Posisi Perempuan dalam Kebencanaan Pada satu kesempatan wawancara dengan media daring Tirto...